Rabu, 30 Mei 2012

RANTAMANING UPACARA

Nyuwun kawigatosan, sedaya pendherek upacara enggal siyaga wonten papan ingkang kasedyakaken.
Upacara dinten Setu, Surya kaping 26 Mei warsa 2012, kawiwitan :

1.  Pangarsaning bergada,  nyiagakaken barisanipun piyambak-piyambak.
2.  Pangarsaning Upacara tumuju wonten plataran, lajeng mundhut kendhalining barisan.
3. Sesepuhing upacara tumuju wonten papan ingkang sampun kasamaptakaken.
4. Pakurmatan katur dhumateng sesepuhing upacara.
5. Palapuran pangarsaning upacara.
6 . Pamaosing " Panca Prasetya KORPRI" katirokaken sedaya pandherek upacara.
7.  Pamedharsabda saking sesepuhing upacara, barisan dipun sumenekaken.
8.  Pamaosing Pandonga.
9.  Palapuran Pangarsaning upacara
10.Pakurmatan dhumateng sesepuhing upacara.
11. Sesepuhing upacara, jengkar saking madyaning sasana upacara.
12. Upacara paripurna, barisan kabibaraken


disusun oleh : peserta diklat peningkatan mutu guru mapel bhs jawa angkt.2/2012

Jumat, 25 Mei 2012

Contoh RPP Bahasa Jawa Iklan


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 5)


                                      Satuan Pendidikan                 : MTs ..........
                                      Mata Pelajaran                        : Bahasa Jawa
                                      Kelas/Semester                       : VIII/Gasal
                                      Aspek                                     : Mendengarkan
                                      Alokasi Waktu                       : 1 jam pelajaran (1 x pertemuan)


A.    STANDAR KOMPETENSI
Mampu mendengarkan dan memahami berbagai wacana lisan dalam berbagai ragam bahasa Jawa.

B.     KOMPETENSI DASAR
Mendengarkan iklan.

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Memberikan tanggapan terhadap iklan yang didengar dengan berani.
2.      Menuliskan maksud iklan dengan teliti.
3.      Menjelaskan isi iklan dengan percaya diri.

D.    MATERI PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Iklan
2.      Tujuan Iklan
3.      Macam-macam Iklan
4.      Media Iklan
5.      Contoh Iklan

E.     METODE PEMBELAJARAN
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

F.     LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a.       Kegiatan Awal
v  Berdoa (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: taqwa).
v  Mengecek kehadiran siswa (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: disiplin).
v  Menanyakan kabar siswa – dengan fokus pada siswa yang tidak hadir dan/atau yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya - (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: peduli, empati).
v  Apersepsi  :  Siswa ditanya tentang pengalamannya mendengarkan iklan berbahasa
                    Jawa.
v  Motivasi    :  Siswa dimotivasi untuk bisa memahami iklan berbahasa Jawa yang
                    didengarnya dari radio.
v  Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

b.      Kegiatan Inti
a)      Eksplorasi
-     Menyiapkan media untuk mendengarkan iklan.
-     Siswa menyebutkan media-media iklan berbahasa jawa.

b)      Elaborasi
-     Guru menjelaskan pengertian iklan, tujuan iklan, macam-macam iklan, serta  media iklan.
-     Guru memberikan contoh iklan berbahasa jawa dari rekaman kaset atau dari teks yang dibacakan.
-     Siswa memberikan tanggapan terhadap iklan yang telah didengarkan.
-     Siswa menuliskan maksud iklan.
-     Siswa menjelaskan isi iklan.
(contoh nilai karakter yang ditanamkan: keberanian, percaya diri, ketelitian).
c)      Konfirmasi
-     Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
-     Refleksi  : Siswa menyampaikan kesannya setelah mendengarkan iklan berbahasa
                  Jawa.
-     Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya membahas materi tentang ”Bercerita tentang pengalaman pribadi.” Siswa diminta untuk menyiapkan cerita-cerita pengalaman yang menarik.
       (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: antisipatif).

c.       Penutup
v  Menutup pertemuan dengan doa (Contoh nilai karakter yag ditanamkan: taqwa).
v  Mengakhiri pertemuan dengan salam (Contoh nilai karakter yang ditanamkan ramah).
v  Siswa keluar dari kelas dengan tertib (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: ketertiban, disiplin).

G.    SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Buku Sinau Basa Jawa
2.      Rekaman Iklan Berbahasa Jawa
3.      Majalah
4.      Lembar Kerja Siswa

H.    METODE
Pembelajaran Langsung

I.       PENILAIAN

Indikator
Pencapaian
Jenis
Penilaian
Bentuk
Instrument
Contoh Instrumen
§  Menjelaskan pengertian iklan.
§  Menyebutkan tujuan iklan.
§  Menyebutkan macam-macam iklan.
§  Menyebutkan media iklan.
§  Menyebutkan contoh-contoh iklan.
§  Menuliskan maksud iklan.
§  Menjelaskan isi iklan.

§  Tes Tertulis
§  Uraian
1.      Apa tegese iklan?
2.      Apa ancase iklan?
3.      Iklan iku dibedakke dadi pira? Sebutna!
4.      Ing ngendi wae iklan basa jawa bisa ditemokake?
5.      Sebutna iklan-iklan produk (5)!
6.      Apa maksude iklan mau?
7.      Menawa sirah ngelu rasane kepiye?
8.      Kepiye rasane lara untu?


Kunci Jawaban

1.      Iklan yaiku andharan kang isine nawakake sawijining bab.
2.      Ancase iklan yaiku kanggo narik kawigatene wong liya supaya tuku.
3.      Dadi 2: iklan produk lan iklan jasa.
4.      Ing Radio lan Majalah Basa Jawa (Kalawarti).
5.      Iklan kosmetik, iklan kendharaan, iklan prabot rumah tangga, iklan sandhangan, iklan obat.
6.      Maksude supaya wong-wong padha tuku ”Puyer No. 16” nalika nandhang sirah ngelu utawa lara untu.
7.      Cekot-cekot
8.      Senut-senut

Pedoman Penilaian

1.      Tes Tertulis
Ø  Tiap soal bernilai     : 5
Ø  Nilai Maksimal        :  40   =  10
                                  4
  
                                                                                                             Surakarta,   Juli 2011
Mengetahui
Kepala Madrasah                                                                                        Guru Mapel
                                                                                                                   




..............................                                                                                   ...............................
Nip.                                                                                                           Nip.






Rabu, 23 Mei 2012

Pendidikan Karakter Bangsa

Persoalan budaya dan karakter bangsa dewasa ini sering menjadi sorotan tajam masyarakat. Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter diberikan karena adanya ketakutan degradasi moral anak bangsa. 
"Dan perumpamaan kalimat (kebijakan) yang telah di cabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak sedikitpun" (ibrahim;26) timbulah akibat buruk yaitu karakter bangsa luntur, bencana meluas di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan, pelecehan seksual, perusakan, perkelahian massal, kehidupan ekonomi yang komsutif, kehidupan politik yang tidak jujur dan lain sebagainya.
H. Suyatno, Lc., M.SI dalam diklat peningkatan mutu guru mapel bahasa jawa mengatakan adanya tahapan karakter yaitu :
-Receiving = mengikuti dan berpartisipasi
-Responding = mengikuti dan berpartisipasi
-veluing  = memilih dan meyakini
-Organization = memutuskan commit membandingkan
-Charaterization = menunjukkan sikap
Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dalam karakter bangsa meliputi :
1.  religius/taqwa
2.  jujur/ blaka suta
3.  toleransi/tepa slira
4.  disiplin/ netepi
5.  kerja keras / mempeng
6.  kreatif /pangreka daya
7.  mandiri
8.  demokrasi/ bebas
9.  rasa ingin tahu / raos pengen mangertos
10. semangat kebangsaan
11. cinta tanah air
12. menghargai/ ngaosi prakaryan
13. bersahabat, komunikasi/ kekancan
14. cintai tanah air
15. gemar membaca/ remen maos
16. peduli lingkungan
17. peduli sosial
18. tanggung jawab/ tanggel jawab
dengan adanya pendidikan karakter diharapkan terciptanya insan-insan kreatif, cerdas, bermartabat yang religius. insan kreatif, cerdas, bermartabat yang religius adalah insan -insan yang mampu menciptakan atau menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi dirinya, lingkungannya dan bangsanya.

Rabu, 29 Februari 2012

Pergaulan Bebas

Menurut http://m.jpnn.com/news.php?id=117389 (2012), Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Banjarmasin merilis fakta mengejutkan seputar pergaulan bebas di kalangan remaja. Dari laporan unit-unit Usaha Kesehatan (UKS) yang merupakan kepanjangan tangan dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, mulai tingkat SD hingga SMA se-Banjarmasin, didapat angka-angka yang mencengangkan.
sepanjang tahun 2011  lalu, tercatat ada 148 kasus seks pranikah, 30 kasus infeksi saluran reproduksi, 30 kasus infeksi menular seksual (IMS), 220 kasus kehamilan tidak diinginkan atau di luar nikah, serta 325 kasus persalinan remaja baik karena menikah di usia dini maupun di luar nikah.


Data yang sangat mencengangkan dan mengkhawatirkan, saya membaca dan menulis ini dengan perasaan miris.   Kalau ditelusuri sebenarnya apa penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja?

  • masa remaja merupakan proses pencarian jati diri. disinilah kadang mereka keliru dalam bergaul sehingga terjebak pada pergaulan bebas.
  • kurangnya perhatian orang tua.
  • mudahnya mengakses tulisan, gambar, atau vidio porno.
  • fungsi kontrol masyarakat tidak jalan.
  • bekal agama yang kurang.

Dilihat dari kacamata agama, pergaulan bebas tidak di benarkan. Islam telah memberi rambu-rambu supaya kita terhindar dari pergaulan bebas, yaitu :

  • Menjaga pandangan, baik pandangan lahir maupun pandangan batin karena keduanya dapat menimbulkan syahwat.
  • Menghindari Khalwat. Khalwat adalah berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat sepi. ketika dua orang yang berlawanan jenis berduaan di tempat yang sepi maka yang ketiganya adalah setan.
  • Menghindari Ikhtilat. Ikhtilat adalah bercampurbaurnya laki-laki dan perempuan dalam pergaulan.  Ikhtilat ini berpeluang memunculkan pangdangan yang bermuatan syahwat dan terjadinya kontak fisik.

Rambu-rambu yang diberikan oleh agama islam ini bukan untuk mengekang atau membatasi namun untuk melindungi dari pengaruh pergaulan bebas.

Rabu, 25 Januari 2012

Pesan untuk Anakku Kelas IX


Untuk anak-anak  didikku kelas IX, mengingat ujian tinggal beberapa bulan lagi usahakan ketika belajar di kelas, belajar kelompok atau belajar di tempat les kalian harus benar benar fokus.

Terekadang kita menggunakan standar diri kita sendiri dalam menentukan tercapainya keberhasilan. Dalam usaha meraih sesuatu, ada dua hal yang harus dilakukan.  Pertama berusaha semaksimal mungkin.  Yang kedua adalah berdoa.  Berusaha untuk lulus dalam ujian adalah dengan belajar.  Artinya belajar adalah perubahan yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak bisa, menjadi bisa.  Itulah belajar.

Anak-anakku... Belum dikatakan belajar jika kita duduk di meja belajar, membaca buku, menulis, les privat, jika pengetahuan dan kemampuan kita tidak bertambah.  Kita memang duduk diam di meja belajar tapi pikiran kita sibuk memikirkan hal yang lain sehingga kita tidak tahu apa yang baru saja kita baca.  Itu tidak di namakan belajar.
Kita merasa cukup saat belajar satu atau dua jam sehari ( entah belajar mandiri atau les privat).  Itu adalah standar kita sendiri.  Disaat yang bersamaan, orang lain meluangkan waktunya untuk belajar sebanyak 5 jam sehari demi mempersiapkan ujian.  Itu adalah standar dia.  Dan ternyata bobot ujian nasional semakin tinggi.  Kita tidak lulus, dia berhasil lulus.  Itulah kenyataan.  Itulah Konsekuensi yang didapat dari besarnya usaha yang diberikan.  Itu bukti Allah Maha Adil.

Doa dan ibadah kita adalah cermin dari kepasrahan diri untuk diatur sepenuhnya oleh Allah SWT.  Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi diri kita.  Berhasil atau gagal, adalah hal yang biasa saja bagi orang yang pasrah dan berserah diri.

Apa yang harus dilakukan jika kenyataannya tidak lulus..?  Ya tetap berusaha dan berdoa.  Tidak ada yang lain.  Perbaiki cara belajar, tambah waktu belajar, tidak putus asa, tetap semangat.  Mungkin ada yang salah dalam proses belajar kemarin sehingga menemui kegagalan.  Anggap saja pahitnya kegagalan yang dirasakan adalah Obat yang Allah berikan supaya dapat menjadi lebih baik.  Sukses buat anak-anakku kelas IX semoga kalian lulus dangan hasil yang baik.  Amiin…


Minggu, 22 Januari 2012

Model Pendekatan Bernuansa Kreatif



Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional seorang guru dituntut dapat memahami dan memenuhi ketrampilan yang memadai.  Guru harus bisa mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sebagaimana diisyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dalam diskusi pendidikan dan latihan profesi guru, M. Nur Rokhman mengatakan ada beberapa contoh model pendekatan bernuansa kreatif yaitu :

1.       Reading Guide (Penuntun Bacaan)
Ø  Tentukan bacaan yang akan dipelajari
Ø  Buat pertanyaan-prtanyaan yang akan dijawab atau kisi-kisi untuk mengerjakan permasalahan berdasarkan bacaan yang telah ditentukan
Ø  Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi yang telah disiapkan kepada para peserta didik
Ø  Tugas para pendidik, mempelajari bacaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan kisi-kisi yang ada. Kegiatan  menjawab pertanyaan atau kisi-kisi bisa secara individual, atau kelompok. Batasi aktivitas para peserta didik, sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.
Ø  Bahaslah bersama contoh jawaban atau pekerjaan dari peserta didik. Berikan ulasan dan kesimpulan.
Catatan:
Topik untuk satu pertemuan dapat dibagi menjadi beberapa bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi masing-masing

2.       Active Debate
Ø  Kembangkan sebuah pertanyaan yang terkait dengan persoalan kontroversial yang berhubungan dengan topik pembelajaran. (pki?)
Ø  Bagi kelas ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pro dan kontra.
Ø  Masing-masing kelompok yang pro dan kontra membentuk sub kelompok antara 2-3 sub kelompok (mengembangkan dan merumuskan argumen-argumen untuk mendukung kelompoknya).
Ø  Setiap sub kelompok menunjuk jurubicara masing-masing.
Ø  Siapkan di depan kleas 2-4 kursi (sesuai jumlah sub kelompok) untuk masing-masing kelompok. Masing-masing juru bicara menempati kursi yang ada di depan kelas.
Peserta didik yang lain duduk di belakang masing-masing juru bicaranya (bisa dimodifikasikan).
Ø  Mulailah debat dengan menampilkan juru bicara secara bergantian antara yang pro dan yang kontra dengan argumen masing-masing.
Ø  Berikut masing-masing kelompok/sub kelompok mempersiapkan dan menyampaikan bantahan dan argumen berikutnya. Demikian terus dilakukan sampai dianggap waktu cukup.
Ø  Setelah selesai para peserta didik kembali pada posisi kelas.
Ø  Refleksi (bisa oleh siswa ataupun guru).
Model debat ini dapat dimodifikasi dengan nama beragam:
§  Pilih masalah atau isu-isu yang dimiliki beberapa perspektif, teori atau pendapat. Misalnya: Teori tentang masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
§  Bagi para peserta didik dalam beberapa kelompok sesuai dengan perspektif/teori Brahmana, teori Ksatria, teori Waisya dan teori Arus Balik. Jadi ada 4 kelompok.
§  Masing-masing kelompok merumuskan argumen sesuai dengan teori pada kelompoknya. Kalau pada kelompok teori Brahmana, merumuskan argumen-argumen yang mendukung teori Brahmana, dan begitu untuk kelompok yang lain.
§  Masing-masing kelompok dapat menunjukkan juru bicaranya.
Catatan:
§  Dalam debat tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang dan benar, kelompok yang mana yang kalah dan salah.
§  Usahakan setiap argumen selesai disampaikan bisa diiringi dengan tepuk tangan.



3.       Learning Start With A Question
Ø  Pilih bahan bacaan atau teks yang sesuai dengan topik, bagikan kepada para peserta didik. Bacaan tidak harus dibuat atau dicopy kemudian dibagi pada peserta didik, tetapi tidak dilakukan dengan memilih bab atau pada buku pelajaran yang sudah ada.
Ø  Peserta didik diminta untuk mempelajari bacaan tadi secara sendirian atau berpasangan.
Ø  Peserta didik diminta untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami atau ada hal-hal yang perlu dibahas. Jika waktu memungkinkan, beberapa peserta didik atau pasangan-pasangan tadi digabungkan sehingga menjadi pasangan/kelompok baru. Kelompok baru ini diminta untuk membahas point-point  yang tidak dipahami yang sudah diberi tanda dari masing-masing peserta didik/pasangan, dan kemudian, merumuskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca dan belum dipahami tadi.
Ø  Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing kelompok.
Ø  Guru dapat membahas bersama peserta didik pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul, atau kalau waktu memungkinkan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing kelompok tadi dikembalikan ke kelompok, dengan cara silang (kelompok akan menerima pertanyaan yang dirumuskan kelompok lain), dan masing-masing kelompok menjawab atau memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang diterima. Masing-masing kelompok bisa bekerja di kelas, bisa di perpustakaan dengan bahan bacaan yang tersedia.
Ø  Peserta didik kembali pada posisi masing-masing kelompok untuk menyampaikan jawaban-jawabannya atas pertanyaan yang diterima. Kelompok lain bisa menambahkan, dan guru memberikan komentar akhir.
Catatan:
Kalau pertanyaan-pertanyaan tadi dibahas bersama-sama antara guru dan peserta didik, langkah kegiatan kelompok pada point ke 5, ditiadakan, dan guru cukup memberikan ulasan.

4.       Make A Match
Ø  Guru menyiapkan kartu (satu bagian permasalahan bagian yang lain jawab)
Ø  Tiap siswa mendapat kartu
Ø  Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
Ø  Tiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
Ø  Siswa yang dapat menemukan pasangan sebelum batas waktu diberi poin
Ø  Setelah satu babak, kartu dikocok, dan dibagikan lagi
Ø  Demikian seterusnya
Ø  Kesimpulan

5.       Bertukar Pasangan
Langkah-langkah:
Ø  Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjuk pasangannya)
Ø  Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
Ø  Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
Ø  Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing psangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
Ø  Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

6.       Group Resume
Ø  Bagilah para peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil 3-5 anggota.
Ø  Berikan permasalaha atau bahan bacaan pada setiap kelompok. Bagikan pula kertas (kalau bisa seukuran koran), transparansi, dan alat tulisnya.
Ø  Setiap kelompok membahas dan memecahkan permasalahan yang diterima, dan kemudian membuat resume di atas kertas/transparansi yang telah dibagikan
Ø  Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan, dan kelompok lain dapat menanggapi.
Ø  Berikan respon dan kesimpulan dari materi yang telah dikaji.

7.       Jigsaw
Ø  Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok besifat heterogen, terutama dilihat dari segi kemampuannya. Kelompok ini dinamakan home teams.
Ø  Siapkan bahan ajar dalam bentuk teks, gambar-gambar beberapa set dengan jumlah kelompok dalam kelas (kalau satu kelas 5 kelompok, juga ada 5 set bahan ajar/topik)
Ø  Tiap peserta didik bertanggung jawab mempelajari suatu bagian dari bahan ajar
Ø  Setiap peserta didik yang mendapat bagian yang sama dari masing-masing kelompok yang berbeda berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan yang akan menjadi tanggung jawabnya. Kumpulan peserta didik ini disebut dengan kelompok pakar (expert group)
Ø  Kelompok home teams mendiskusikan hasil hasil kajian yang diperoleh dari kelompok pakar. Untuk memperluas wawasan, kalau waktu cukup, beberapa kelompok bisa presentasi untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain.
Ø  Setelah itu guru melakukan evaluasi mengenal bahan yang telah dipelajari
Ø  Peserta didik yang berpresentasi dan mencapai skor sempurna perlu diberi penghargaan

8.       Numbered Heads Together
Ø  Siswa dibagi dalam kelompok, siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor
Ø  Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
Ø  Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengetahui jawabannya
Ø  Guru memanggil salah satu nomor siswa. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama kelompk meraka.

9.       Talking Stik
Ø  Guru menyiapkan sebuah tongkat
Ø  Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
Ø  Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
Ø  Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendpat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan guru
Ø  Guru memberikan kesimpulan
Ø  Evaluasi
Ø  Penutup

10.    Snowball Throwing
Ø  guru menyampaikan materi yang akan disajikan
Ø  guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
Ø  masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
Ø  kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
Ø  kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
Ø  setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
Ø  evaluasi
Ø  penutup

11.    Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
Oleh Spencer Kagan
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Ø  separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
Ø  separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
Ø  dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
Ø  kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser atau dua langkah serah jarum jam
Ø  sekarang giliran siswa berada dalam lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya



12.    Cooperative Script
Ø  guru membagi siswa berpasangan
Ø  guru membagi wacana untuk dibaca dan diringkas
Ø  guru/siswa menetapkan siapa yang pertama sebagai pembicara dan siapa sebagai pendengar
Ø  pembicara menyampaikan ringkasan dengan memasukkan ide-ide pokok, pendengar:menyimak, mengoreksi, melengkapi
Ø  bertukar peran (Pembicara Pendengar)
Ø  kesimpulan guru
Jika guru telah memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses pembelajaran, pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing.  Sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan yang tentunya semakin memperkaya khasanah model pembelajaran yang ada.

Jumat, 20 Januari 2012

OUTBOUND SEBAGAI METODE BELAJAR INOVATIF MATA PELAJARAN IPA TERPADU

Outbound adalah kegiatan pembelajaran di luar ruangan (Outdoor) yang saat ini sangat populer.  Outbound bisa diguna sebagai metode belajar inovatif untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) terpadu, yaitu menjadi salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik (psikomotorik), perkembangan emosi (afektif) dan berpikir (kognitif)  sehingga terwujud pembelajaran yang bermakna.


Peserta didik dapat belajar tentang kehidupan nyata, melatih kerja sama, tanggung jawab sambil bermain, karena melalui permainan outbound IPA terpadu akan terbangun suasana yang lepas, bebas, menyenangkan dan atraktif serta memberi kemudahan dalam belajar.

Outbound kaya akan pengetahuan, hal yang tidak dapat peserta didik pelajari di dalam ruangan dapat peserta didik dapatkan di luar ruangan, sehingga dapat belajar membuat hipotesa, kemudian menguji hipotesa dan membuat kesimpulan dari apa yang diterimanya di kelas.

Terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan peserta didik untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar, menulis, melihat, mengumpulkan data, dan bereksperimen (melakukan percobaan) misalnya, belajar tentang ekosistem. Peserta didik dapat melihat langsung ekosistem alami dan buatan serta hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik, misalnya belajar tentang tumbuhan (akar, batang, daun dan bunga). Peserta didik dapat mengeksplorasi bunga misalnya macam-macam warna, mahkota bunga, adanya putik, benangsari dan sebagainya.

Tugas guru diharapkan dapat mengajak peserta didik untuk melakukan observasi di lapangan dalam bentuk pengamatan, pengenalan, identifikasi dan analaisa. Sebagai contoh peserta didik melakukan observasi tentang hubungan timbal balik biotik dan abiotik, guru dapat memaparkan komponen biotik, komponen abiotik yang beragam sehingga peserta didik mengenal apa yang di alam melalui semua inderanya.

Metode pembelajaran ini sangat sesuai dengan kurikulum saat ini, yang smemenuhi salah satu tujuan pembelajaran yaitu memberikan pengelaman hidup yang kontekstual dengan dasar pembelajaran yang menyenangkan. Outbond yang dilakukan tidak harus mahal dengan peralatan peralatan yang mahal pula. Outbond bisa murah, misalnya ke sungai, ke sawah, ke kebun, ke lingkungan sekitar sekolah.