Nyuwun kawigatosan, sedaya pendherek upacara enggal siyaga wonten papan ingkang kasedyakaken.
Upacara dinten Setu, Surya kaping 26 Mei warsa 2012, kawiwitan :
1. Pangarsaning bergada, nyiagakaken barisanipun piyambak-piyambak.
2. Pangarsaning Upacara tumuju wonten plataran, lajeng mundhut kendhalining barisan.
3. Sesepuhing upacara tumuju wonten papan ingkang sampun kasamaptakaken.
4. Pakurmatan katur dhumateng sesepuhing upacara.
5. Palapuran pangarsaning upacara.
6 . Pamaosing " Panca Prasetya KORPRI" katirokaken sedaya pandherek upacara.
7. Pamedharsabda saking sesepuhing upacara, barisan dipun sumenekaken.
8. Pamaosing Pandonga.
9. Palapuran Pangarsaning upacara
10.Pakurmatan dhumateng sesepuhing upacara.
11. Sesepuhing upacara, jengkar saking madyaning sasana upacara.
12. Upacara paripurna, barisan kabibaraken
disusun oleh : peserta diklat peningkatan mutu guru mapel bhs jawa angkt.2/2012
Metagenesis
Belajar Menjadi Guru, Sekedar Berbagi Tanpa Bermaksud Menggurui...
Rabu, 30 Mei 2012
Jumat, 25 Mei 2012
Contoh RPP Bahasa Jawa Iklan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 5)
Satuan
Pendidikan : MTs ..........
Mata
Pelajaran : Bahasa
Jawa
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Aspek :
Mendengarkan
Alokasi
Waktu : 1 jam pelajaran (1 x
pertemuan)
A.
STANDAR KOMPETENSI
Mampu mendengarkan dan memahami
berbagai wacana lisan dalam berbagai ragam bahasa Jawa.
B.
KOMPETENSI DASAR
Mendengarkan
iklan.
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Memberikan tanggapan terhadap
iklan yang didengar dengan berani.
2.
Menuliskan maksud iklan dengan
teliti.
3.
Menjelaskan isi iklan dengan
percaya diri.
D.
MATERI PEMBELAJARAN
1.
Pengertian Iklan
2.
Tujuan Iklan
3.
Macam-macam Iklan
4.
Media Iklan
5.
Contoh Iklan
E.
METODE PEMBELAJARAN
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
F.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a.
Kegiatan Awal
v Berdoa (Contoh nilai karakter
yang ditanamkan: taqwa).
v Mengecek kehadiran siswa (Contoh
nilai karakter yang ditanamkan: disiplin).
v Menanyakan kabar siswa – dengan fokus pada siswa yang tidak hadir
dan/atau yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya - (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: peduli, empati).
v Apersepsi : Siswa ditanya tentang pengalamannya
mendengarkan iklan berbahasa
Jawa.
v Motivasi : Siswa dimotivasi untuk bisa memahami iklan
berbahasa Jawa yang
didengarnya dari radio.
v Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
b.
Kegiatan Inti
a)
Eksplorasi
-
Menyiapkan media untuk
mendengarkan iklan.
-
Siswa menyebutkan media-media
iklan berbahasa jawa.
b)
Elaborasi
-
Guru menjelaskan pengertian
iklan, tujuan iklan, macam-macam iklan, serta
media iklan.
-
Guru memberikan contoh iklan
berbahasa jawa dari rekaman kaset atau dari teks yang dibacakan.
-
Siswa memberikan tanggapan
terhadap iklan yang telah didengarkan.
-
Siswa menuliskan maksud iklan.
-
Siswa menjelaskan isi iklan.
(contoh nilai karakter yang ditanamkan: keberanian, percaya diri,
ketelitian).
c)
Konfirmasi
-
Guru dan siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
-
Refleksi : Siswa menyampaikan kesannya
setelah mendengarkan iklan berbahasa
Jawa.
-
Guru menginformasikan kepada
siswa bahwa pertemuan berikutnya membahas materi tentang ”Bercerita tentang
pengalaman pribadi.” Siswa diminta untuk menyiapkan cerita-cerita pengalaman yang
menarik.
(Contoh nilai karakter
yang ditanamkan: antisipatif).
c.
Penutup
v Menutup pertemuan dengan doa (Contoh
nilai karakter yag ditanamkan: taqwa).
v Mengakhiri pertemuan dengan salam (Contoh nilai karakter yang ditanamkan ramah).
v Siswa keluar dari kelas dengan tertib (Contoh nilai karakter yang ditanamkan: ketertiban, disiplin).
G.
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Buku Sinau Basa Jawa
2.
Rekaman Iklan Berbahasa Jawa
3.
Majalah
4.
Lembar Kerja Siswa
H.
METODE
Pembelajaran
Langsung
I.
PENILAIAN
Indikator
Pencapaian
|
Jenis
Penilaian
|
Bentuk
Instrument
|
Contoh Instrumen
|
§ Menjelaskan pengertian iklan.
§ Menyebutkan tujuan iklan.
§ Menyebutkan macam-macam iklan.
§ Menyebutkan media iklan.
§ Menyebutkan contoh-contoh iklan.
§ Menuliskan maksud iklan.
§ Menjelaskan isi iklan.
|
§ Tes Tertulis
|
§ Uraian
|
1.
Apa tegese iklan?
2.
Apa ancase iklan?
3.
Iklan iku dibedakke dadi
pira? Sebutna!
4.
Ing ngendi wae iklan basa
jawa bisa ditemokake?
5.
Sebutna iklan-iklan produk
(5)!
6.
Apa maksude iklan mau?
7.
Menawa sirah ngelu rasane
kepiye?
8.
Kepiye rasane lara untu?
|
Kunci
Jawaban
1.
Iklan yaiku andharan kang isine
nawakake sawijining bab.
2.
Ancase iklan yaiku kanggo narik
kawigatene wong liya supaya tuku.
3.
Dadi 2: iklan produk lan iklan
jasa.
4.
Ing Radio lan Majalah Basa Jawa
(Kalawarti).
5.
Iklan kosmetik, iklan
kendharaan, iklan prabot rumah tangga, iklan sandhangan, iklan obat.
6.
Maksude supaya wong-wong padha
tuku ”Puyer No. 16” nalika nandhang sirah ngelu utawa lara untu.
7.
Cekot-cekot
8.
Senut-senut
Pedoman
Penilaian
1.
Tes Tertulis
Ø Tiap soal bernilai : 5
Ø Nilai Maksimal : 40
= 10
4
Surakarta, Juli 2011
Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mapel
.............................. ...............................
Nip. Nip.
.............................. ...............................
Nip. Nip.
Rabu, 23 Mei 2012
Pendidikan Karakter Bangsa
Persoalan budaya dan karakter bangsa dewasa ini sering menjadi sorotan tajam masyarakat. Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter diberikan karena adanya ketakutan degradasi moral anak bangsa.
"Dan perumpamaan kalimat (kebijakan) yang telah di cabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak sedikitpun" (ibrahim;26) timbulah akibat buruk yaitu karakter bangsa luntur, bencana meluas di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan, pelecehan seksual, perusakan, perkelahian massal, kehidupan ekonomi yang komsutif, kehidupan politik yang tidak jujur dan lain sebagainya.
H. Suyatno, Lc., M.SI dalam diklat peningkatan mutu guru mapel bahasa jawa mengatakan adanya tahapan karakter yaitu :
-Receiving = mengikuti dan berpartisipasi
-Responding = mengikuti dan berpartisipasi
-veluing = memilih dan meyakini
-Organization = memutuskan commit membandingkan
-Charaterization = menunjukkan sikap
Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dalam karakter bangsa meliputi :
1. religius/taqwa
2. jujur/ blaka suta
3. toleransi/tepa slira
4. disiplin/ netepi
5. kerja keras / mempeng
6. kreatif /pangreka daya
7. mandiri
8. demokrasi/ bebas
9. rasa ingin tahu / raos pengen mangertos
10. semangat kebangsaan
11. cinta tanah air
12. menghargai/ ngaosi prakaryan
13. bersahabat, komunikasi/ kekancan
14. cintai tanah air
15. gemar membaca/ remen maos
16. peduli lingkungan
17. peduli sosial
18. tanggung jawab/ tanggel jawab
dengan adanya pendidikan karakter diharapkan terciptanya insan-insan kreatif, cerdas, bermartabat yang religius. insan kreatif, cerdas, bermartabat yang religius adalah insan -insan yang mampu menciptakan atau menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi dirinya, lingkungannya dan bangsanya.
Rabu, 29 Februari 2012
Pergaulan Bebas
Menurut http://m.jpnn.com/news.php?id=117389 (2012), Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Banjarmasin merilis fakta mengejutkan seputar pergaulan bebas di kalangan remaja. Dari laporan unit-unit Usaha Kesehatan (UKS) yang merupakan kepanjangan tangan dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, mulai tingkat SD hingga SMA se-Banjarmasin, didapat angka-angka yang mencengangkan.
sepanjang tahun 2011 lalu, tercatat ada 148 kasus seks pranikah, 30 kasus infeksi saluran reproduksi, 30 kasus infeksi menular seksual (IMS), 220 kasus kehamilan tidak diinginkan atau di luar nikah, serta 325 kasus persalinan remaja baik karena menikah di usia dini maupun di luar nikah.
Data yang sangat mencengangkan dan mengkhawatirkan, saya membaca dan menulis ini dengan perasaan miris. Kalau ditelusuri sebenarnya apa penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja?
Dilihat dari kacamata agama, pergaulan bebas tidak di benarkan. Islam telah memberi rambu-rambu supaya kita terhindar dari pergaulan bebas, yaitu :
Rambu-rambu yang diberikan oleh agama islam ini bukan untuk mengekang atau membatasi namun untuk melindungi dari pengaruh pergaulan bebas.
sepanjang tahun 2011 lalu, tercatat ada 148 kasus seks pranikah, 30 kasus infeksi saluran reproduksi, 30 kasus infeksi menular seksual (IMS), 220 kasus kehamilan tidak diinginkan atau di luar nikah, serta 325 kasus persalinan remaja baik karena menikah di usia dini maupun di luar nikah.
Data yang sangat mencengangkan dan mengkhawatirkan, saya membaca dan menulis ini dengan perasaan miris. Kalau ditelusuri sebenarnya apa penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja?
- masa remaja merupakan proses pencarian jati diri. disinilah kadang mereka keliru dalam bergaul sehingga terjebak pada pergaulan bebas.
- kurangnya perhatian orang tua.
- mudahnya mengakses tulisan, gambar, atau vidio porno.
- fungsi kontrol masyarakat tidak jalan.
- bekal agama yang kurang.
Dilihat dari kacamata agama, pergaulan bebas tidak di benarkan. Islam telah memberi rambu-rambu supaya kita terhindar dari pergaulan bebas, yaitu :
- Menjaga pandangan, baik pandangan lahir maupun pandangan batin karena keduanya dapat menimbulkan syahwat.
- Menghindari Khalwat. Khalwat adalah berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat sepi. ketika dua orang yang berlawanan jenis berduaan di tempat yang sepi maka yang ketiganya adalah setan.
- Menghindari Ikhtilat. Ikhtilat adalah bercampurbaurnya laki-laki dan perempuan dalam pergaulan. Ikhtilat ini berpeluang memunculkan pangdangan yang bermuatan syahwat dan terjadinya kontak fisik.
Rambu-rambu yang diberikan oleh agama islam ini bukan untuk mengekang atau membatasi namun untuk melindungi dari pengaruh pergaulan bebas.
Rabu, 25 Januari 2012
Pesan untuk Anakku Kelas IX
Untuk anak-anak didikku kelas IX, mengingat ujian tinggal
beberapa bulan lagi usahakan ketika belajar di kelas, belajar kelompok atau
belajar di tempat les kalian harus benar benar fokus.
Terekadang kita menggunakan standar diri kita sendiri dalam
menentukan tercapainya keberhasilan. Dalam usaha meraih sesuatu, ada dua hal
yang harus dilakukan. Pertama berusaha semaksimal mungkin. Yang
kedua adalah berdoa. Berusaha untuk lulus dalam ujian adalah dengan
belajar. Artinya belajar adalah perubahan yang semula tidak tahu menjadi
tahu, yang tadinya tidak bisa, menjadi bisa. Itulah belajar.
Anak-anakku... Belum dikatakan
belajar jika kita duduk di meja belajar, membaca buku, menulis, les privat, jika
pengetahuan dan kemampuan kita tidak bertambah. Kita memang duduk diam di
meja belajar tapi pikiran kita sibuk memikirkan hal yang lain sehingga kita
tidak tahu apa yang baru saja kita baca. Itu tidak di namakan belajar.
Kita merasa cukup saat belajar satu
atau dua jam sehari ( entah belajar mandiri atau les privat). Itu adalah
standar kita sendiri. Disaat yang bersamaan, orang lain meluangkan
waktunya untuk belajar sebanyak 5 jam sehari demi mempersiapkan ujian.
Itu adalah standar dia. Dan ternyata bobot ujian nasional semakin
tinggi. Kita tidak lulus, dia berhasil lulus. Itulah kenyataan.
Itulah Konsekuensi yang didapat dari besarnya usaha yang diberikan.
Itu bukti Allah Maha Adil.
Doa dan ibadah kita adalah cermin
dari kepasrahan diri untuk diatur sepenuhnya oleh Allah SWT. Allah yang
Maha Tahu apa yang terbaik bagi diri kita. Berhasil atau gagal, adalah
hal yang biasa saja bagi orang yang pasrah dan berserah diri.
Apa yang harus dilakukan jika
kenyataannya tidak lulus..? Ya tetap berusaha dan berdoa. Tidak ada
yang lain. Perbaiki cara belajar, tambah waktu belajar, tidak putus asa,
tetap semangat. Mungkin ada yang salah dalam proses belajar kemarin
sehingga menemui kegagalan. Anggap saja pahitnya kegagalan yang dirasakan
adalah Obat yang Allah berikan supaya dapat menjadi lebih baik. Sukses
buat anak-anakku kelas IX semoga kalian lulus dangan hasil yang baik.
Amiin…
Minggu, 22 Januari 2012
Model Pendekatan Bernuansa Kreatif
Untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional seorang guru dituntut dapat memahami
dan memenuhi ketrampilan yang memadai.
Guru harus bisa mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan sebagaimana diisyaratkan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
Dalam diskusi
pendidikan dan latihan profesi guru, M. Nur Rokhman mengatakan ada beberapa
contoh model pendekatan bernuansa kreatif yaitu :
1. Reading Guide (Penuntun Bacaan)
Ø
Tentukan
bacaan yang akan dipelajari
Ø
Buat
pertanyaan-prtanyaan yang akan dijawab atau kisi-kisi untuk mengerjakan
permasalahan berdasarkan bacaan yang telah ditentukan
Ø
Bagikan
bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi yang telah disiapkan kepada para
peserta didik
Ø
Tugas
para pendidik, mempelajari bacaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
memecahkan permasalahan berdasarkan kisi-kisi yang ada. Kegiatan menjawab pertanyaan atau kisi-kisi bisa
secara individual, atau kelompok. Batasi aktivitas para peserta didik, sehingga
tidak memakan waktu yang berlebihan.
Ø
Bahaslah
bersama contoh jawaban atau pekerjaan dari peserta didik. Berikan ulasan dan
kesimpulan.
Catatan:
Topik untuk satu
pertemuan dapat dibagi menjadi beberapa bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi
masing-masing
2. Active Debate
Ø
Kembangkan
sebuah pertanyaan yang terkait dengan persoalan kontroversial yang berhubungan
dengan topik pembelajaran. (pki?)
Ø
Bagi
kelas ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pro dan kontra.
Ø
Masing-masing
kelompok yang pro dan kontra membentuk sub kelompok antara 2-3 sub kelompok
(mengembangkan dan merumuskan argumen-argumen untuk mendukung kelompoknya).
Ø
Setiap
sub kelompok menunjuk jurubicara masing-masing.
Ø
Siapkan
di depan kleas 2-4 kursi (sesuai jumlah sub kelompok) untuk masing-masing
kelompok. Masing-masing juru bicara menempati kursi yang ada di depan kelas.
Peserta didik
yang lain duduk di belakang masing-masing juru bicaranya (bisa
dimodifikasikan).
Ø
Mulailah
debat dengan menampilkan juru bicara secara bergantian antara yang pro dan yang
kontra dengan argumen masing-masing.
Ø
Berikut
masing-masing kelompok/sub kelompok mempersiapkan dan menyampaikan bantahan dan
argumen berikutnya. Demikian terus dilakukan sampai dianggap waktu cukup.
Ø
Setelah
selesai para peserta didik kembali pada posisi kelas.
Ø
Refleksi
(bisa oleh siswa ataupun guru).
Model debat ini dapat dimodifikasi
dengan nama beragam:
§ Pilih masalah
atau isu-isu yang dimiliki beberapa perspektif, teori atau pendapat. Misalnya:
Teori tentang masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
§ Bagi para
peserta didik dalam beberapa kelompok sesuai dengan perspektif/teori Brahmana,
teori Ksatria, teori Waisya dan teori Arus Balik. Jadi ada 4 kelompok.
§ Masing-masing
kelompok merumuskan argumen sesuai dengan teori pada kelompoknya. Kalau pada
kelompok teori Brahmana, merumuskan argumen-argumen yang mendukung teori
Brahmana, dan begitu untuk kelompok yang lain.
§ Masing-masing
kelompok dapat menunjukkan juru bicaranya.
Catatan:
§ Dalam debat
tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang dan benar, kelompok yang mana
yang kalah dan salah.
§ Usahakan setiap
argumen selesai disampaikan bisa diiringi dengan tepuk tangan.
3. Learning Start With A Question
Ø
Pilih
bahan bacaan atau teks yang sesuai dengan topik, bagikan kepada para peserta
didik. Bacaan tidak harus dibuat atau dicopy kemudian dibagi pada peserta
didik, tetapi tidak dilakukan dengan memilih bab atau pada buku pelajaran yang
sudah ada.
Ø
Peserta
didik diminta untuk mempelajari bacaan tadi secara sendirian atau berpasangan.
Ø
Peserta
didik diminta untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami atau
ada hal-hal yang perlu dibahas. Jika waktu memungkinkan, beberapa peserta didik
atau pasangan-pasangan tadi digabungkan sehingga menjadi pasangan/kelompok
baru. Kelompok baru ini diminta untuk membahas point-point yang tidak dipahami yang sudah diberi tanda
dari masing-masing peserta didik/pasangan, dan kemudian, merumuskan pertanyaan
tentang materi yang telah mereka baca dan belum dipahami tadi.
Ø
Kumpulkan
pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing kelompok.
Ø
Guru
dapat membahas bersama peserta didik pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul, atau
kalau waktu memungkinkan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing kelompok tadi
dikembalikan ke kelompok, dengan cara silang (kelompok akan menerima pertanyaan
yang dirumuskan kelompok lain), dan masing-masing kelompok menjawab atau
memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang diterima. Masing-masing kelompok bisa
bekerja di kelas, bisa di perpustakaan dengan bahan bacaan yang tersedia.
Ø
Peserta
didik kembali pada posisi masing-masing kelompok untuk menyampaikan
jawaban-jawabannya atas pertanyaan yang diterima. Kelompok lain bisa
menambahkan, dan guru memberikan komentar akhir.
Catatan:
Kalau pertanyaan-pertanyaan tadi dibahas
bersama-sama antara guru dan peserta didik, langkah kegiatan kelompok pada
point ke 5, ditiadakan, dan guru cukup memberikan ulasan.
4. Make A Match
Ø
Guru
menyiapkan kartu (satu bagian permasalahan bagian yang lain jawab)
Ø
Tiap
siswa mendapat kartu
Ø
Tiap
siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
Ø
Tiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
Ø
Siswa
yang dapat menemukan pasangan sebelum batas waktu diberi poin
Ø
Setelah
satu babak, kartu dikocok, dan dibagikan lagi
Ø
Demikian
seterusnya
Ø
Kesimpulan
5. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah:
Ø
Setiap
siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa
menunjuk pasangannya)
Ø
Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
Ø
Setelah
selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
Ø
Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing psangan yang baru ini saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
Ø
Temuan
baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula
6. Group Resume
Ø
Bagilah
para peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil 3-5 anggota.
Ø
Berikan
permasalaha atau bahan bacaan pada setiap kelompok. Bagikan pula kertas (kalau
bisa seukuran koran), transparansi, dan alat tulisnya.
Ø
Setiap
kelompok membahas dan memecahkan permasalahan yang diterima, dan kemudian
membuat resume di atas kertas/transparansi yang telah dibagikan
Ø
Masing-masing
kelompok diminta mempresentasikan, dan kelompok lain dapat menanggapi.
Ø
Berikan
respon dan kesimpulan dari materi yang telah dikaji.
7. Jigsaw
Ø
Bagilah
kelas dalam kelompok-kelompok besifat heterogen, terutama dilihat dari segi
kemampuannya. Kelompok ini dinamakan home
teams.
Ø
Siapkan
bahan ajar dalam bentuk teks, gambar-gambar beberapa set dengan jumlah kelompok
dalam kelas (kalau satu kelas 5 kelompok, juga ada 5 set bahan ajar/topik)
Ø
Tiap
peserta didik bertanggung jawab mempelajari suatu bagian dari bahan ajar
Ø
Setiap
peserta didik yang mendapat bagian yang sama dari masing-masing kelompok yang
berbeda berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan yang akan menjadi
tanggung jawabnya. Kumpulan peserta didik ini disebut dengan kelompok pakar (expert group)
Ø
Kelompok
home teams mendiskusikan hasil hasil
kajian yang diperoleh dari kelompok pakar. Untuk memperluas wawasan, kalau
waktu cukup, beberapa kelompok bisa presentasi untuk mendapatkan masukan dari
kelompok lain.
Ø
Setelah
itu guru melakukan evaluasi mengenal bahan yang telah dipelajari
Ø
Peserta
didik yang berpresentasi dan mencapai skor sempurna perlu diberi penghargaan
8. Numbered Heads Together
Ø
Siswa
dibagi dalam kelompok, siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor
Ø
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
Ø
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengetahui jawabannya
Ø
Guru
memanggil salah satu nomor siswa. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerja sama kelompk meraka.
9. Talking Stik
Ø
Guru
menyiapkan sebuah tongkat
Ø
Guru
menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
Ø
Setelah
selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya
Ø
Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendpat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan guru
Ø
Guru
memberikan kesimpulan
Ø
Evaluasi
Ø
Penutup
10. Snowball Throwing
Ø
guru
menyampaikan materi yang akan disajikan
Ø
guru
membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi
Ø
masing-masing
ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
Ø
kemudian
masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok
Ø
kemudian
kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit
Ø
setelah
siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian
Ø
evaluasi
Ø
penutup
11. Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran
Besar)
Oleh Spencer
Kagan
“Siswa saling
membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur”
Ø
separuh
kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
Ø
separuh
kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
Ø
dua
siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan
Ø
kemudian
siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di
lingkaran besar bergeser atau dua langkah serah jarum jam
Ø
sekarang
giliran siswa berada dalam lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya
12. Cooperative Script
Ø
guru
membagi siswa berpasangan
Ø
guru
membagi wacana untuk dibaca dan diringkas
Ø
guru/siswa
menetapkan siapa yang pertama sebagai pembicara dan siapa sebagai pendengar
Ø
pembicara
menyampaikan ringkasan dengan memasukkan ide-ide pokok, pendengar:menyimak,
mengoreksi, melengkapi
Ø
bertukar
peran (Pembicara Pendengar)
Ø
kesimpulan
guru
Jika guru telah
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
pembelajaran, pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan
mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi
nyata di tempat kerja masing-masing.
Sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru
yang bersangkutan yang tentunya semakin memperkaya khasanah model pembelajaran
yang ada.
Jumat, 20 Januari 2012
OUTBOUND SEBAGAI METODE BELAJAR INOVATIF MATA PELAJARAN IPA TERPADU
Outbound adalah kegiatan pembelajaran di luar ruangan
(Outdoor) yang saat ini sangat populer.
Outbound bisa diguna sebagai metode belajar inovatif untuk mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) terpadu, yaitu menjadi salah satu sarana
yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik (psikomotorik), perkembangan
emosi (afektif) dan berpikir (kognitif) sehingga
terwujud pembelajaran yang bermakna.
Peserta didik dapat belajar tentang kehidupan nyata,
melatih kerja sama, tanggung jawab sambil bermain, karena melalui permainan
outbound IPA terpadu akan terbangun suasana yang lepas, bebas, menyenangkan dan
atraktif serta memberi kemudahan dalam belajar.
Outbound kaya akan pengetahuan, hal yang tidak dapat
peserta didik pelajari di dalam ruangan dapat peserta didik dapatkan di luar
ruangan, sehingga dapat belajar membuat hipotesa, kemudian menguji hipotesa dan
membuat kesimpulan dari apa yang diterimanya di kelas.
Terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan peserta
didik untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar, menulis, melihat,
mengumpulkan data, dan bereksperimen (melakukan percobaan) misalnya, belajar
tentang ekosistem. Peserta didik dapat melihat langsung ekosistem alami dan
buatan serta hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik, misalnya
belajar tentang tumbuhan (akar, batang, daun dan bunga). Peserta didik dapat
mengeksplorasi bunga misalnya macam-macam warna, mahkota bunga, adanya putik,
benangsari dan sebagainya.
Tugas guru diharapkan dapat mengajak peserta didik
untuk melakukan observasi di lapangan dalam bentuk pengamatan, pengenalan,
identifikasi dan analaisa. Sebagai contoh peserta didik melakukan observasi tentang
hubungan timbal balik biotik dan abiotik, guru dapat memaparkan komponen
biotik, komponen abiotik yang beragam sehingga peserta didik mengenal apa yang
di alam melalui semua inderanya.
Metode pembelajaran ini sangat sesuai dengan kurikulum
saat ini, yang smemenuhi salah satu tujuan pembelajaran yaitu memberikan
pengelaman hidup yang kontekstual dengan dasar pembelajaran yang menyenangkan. Outbond
yang dilakukan tidak harus mahal dengan peralatan peralatan yang mahal pula.
Outbond bisa murah, misalnya ke sungai, ke sawah, ke kebun, ke lingkungan
sekitar sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)